Saturday, December 18, 2010

Kasus aspek hukum (utk mahasiswa NIM Ganjil_kelas BB)

Keanehan Perilaku PSSI di Penjualan Tiket AFF
Luthfi - suaraPembaca

/ilus.

Jakarta - Saya adalah salah satu penonton setia AFF Suzuki Cup di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. Sudah empat kali pertandingan yang saya tonton di AFF 2010 ini.

Saya membeli tiket di beberapa tempat yang ditunjuk sebagai agen resmi penjualan tiket. Pertandingan Indonesia vs Malaysia saya dapatkan tiketnya di Bank Victoria. Indonesia vs Laos saya dapatkan tiketnya juga di Bank Victoria.

Pertandingan Indonesia vs Thailand saya dapatkan tiketnya di Rajakarcis Manggarai (di sini sudah mulai aneh karena Bank Victoria sudah tidak ditunjuk lagi sebagai agen penjualan tiket AFF oleh PSSI tanpa alasan yang jelas. Hal ini penjelasan dari Bank Victoria sendiri).

Pertandinga Filipina vs Indonesia, saya dapatkan tiketnya di situs www.affsuzukicup.com yang menunjuk www.myticket.co.id atau ticketsas.com sebagai agen resminya. Menggunakan kartu kredit dan tiket dapat di-print di rumah tanpa harus antri dan tanpa menukar tiket lagi.

Nah, keanehaan mulai berlaku hari Jumat, 17 Desember 2010. Saya ingin membeli tiket lagi untuk partai Indonesia vs Filipa pada 19 Desember 2010. Setelah saya buka website
www.ticketsas.com/Suzuki%20Cup.html tertulis ONLINE SALES HAS BEEN CLOSED.

Saya bingung. Kok jadi aneh begini. Saya coba hubungi kantor myticket di 021 53664700.

MT : Selamat Pagi.
Saya : Pagi mba, saya mau tanya.
MT : Silahkan Pak.
Saya: Untuk tiket online masih bisa ga yah?
MT : Sudah ga bisa lagi Pak, soalnya semua sudah difokuskan di stadion oleh PSSI.
Saya : Loh kok aneh Mba? Bukannya sistem online malah mempermudah dah tidak menambah antrian di sana?
MT : Bener Pak. Cuma saya juga tidak tahu alesan dari PSSI soal kebijakan ini.
Saya : Oke kalo gitu makasi ya Mba.

Jadi sistem online dihapus tanpa alasan yang jelas. Semua orang ingin ditumpuk di loket. Harus antri semua. Baik di stadion atau di rajakarcis. Padahal, sewaktu sistem online masih ada antrian sudah terlihat sangat penuh. Apalagi ditambah dengan penghapusan sistem online ini.

Kalau di antara anda semua ada yang antri atau menukarkan tiket di hari H, anda bisa lihat banyaknya 'calo' yang berkeliaran dan terang-terangan tanpa rasa takut atau was-was menawarkan tiket yang harganya di atas harga resmi.

Bahkan, pada hari Kamis kemarin saya lihat calo-calo itu bertebaran dari mulai loket parkir masuk hingga di depan Kantor PSSI. Apakah ini sengaja dibiarkan yang dengan terang-terangan bertolak belakang dengan salah satu misi PSSI untuk 'menghapus calo'.

Sungguh aneh. Sistem online itu adalah suatu bentuk kemajuan. Kok, malah senang dengan kemunduran dan budaya calo yah?

www.detik.com

DIMINTA:

Bahaslah kasus diatas dengan mengkaitkan pada materi-materi setelah UTS mata kuliah Aspek Hukum dalam bisnis!

No comments:

Post a Comment